Setelah membaca judul di atas, barangkali sekarang Anda cemas membayangkan akan kehilangan "sesuatu" jika suatu saat Anda berhasil menghentikan kebiasaan merokok. Dulu saya juga berkata seperti itu ketika masih merokok dua bungkus per hari. Tapi coba dengar apa kata seorang mantan perokok ketika ia ditanya apakah ingin merokok kembali. Jawabannya tegas: "Tidak!" Hal ini menunjukkan betapa ia merasakan suatu kenikmatan lain yang dulu tidak pernah didapatkannya. Di balik kepulan asap yang kelihatannya lembut, tanpa Anda sadari, terdapat sebuah belenggu yang mengekang Anda dengan kuat. Belenggu itu bersembunyi di balik propaganda yang dilancarkan iklan rokok. Meskipun saat ini mulai ramai terdengar komentar yang bernada protes dari para ilmuwan atas iklantersebut, orang orang telah terpengaruh. Mana yang lebih Anda percayai, keterangan dari a ahli atau iklan? Apakah Anda yakin bahwa iklan akan mampu menjawab pertanyaan berikut?
- Apakah yang sesungguhnya terdapat di dalam rokok?
- Benarkah ada cara merokok yang aman? Bagaimana dengan pipa atau cerutu?
- Dapatkah keduanya memperkecil bahaya rokok?
- Jika saya merokok sesekali saja, tidak berbahaya bukan?
Iklan vs Ilmu Pengetahuan
Setiap iklan rokok pasti menyebutkan bahwa merokok itu sangat nikmat. Gadis cantik, pria tampan, dan orang-orang terkenal yang ditampilkan selalu menatap Anda sedemikian rupa sehingga di dalam diri Anda tersugesti citra yang serupa. Mereka mengatakan, "Rokok membangkitkan semangat." Ketika Anda meraih sebatang rokok, Anda pun mengulang kata-kata tersebut kepada diri Anda, "Saya membutuhkan semangat".
Seandainya ada iklan yang menyuruh Anda mengarahkan sepucuk pistol ke kepala, dan menyatakan bahwa setelah Anda menarik pelatuknya, semangat hidup Anda akan meningkat, apakah Anda segera membeli pistol? Anda tidak akan melakukannya. Sebab Anda tahu apa yang akan terjadi. Akan tetapi, ketika iklan mengajak Anda membeli rokok, mengapa Anda terbujuk untuk membelinya? Mungkin ini disebabkan Anda belum mengetahui fakta tentang rokok. Oleh karena itu, Anda harus mendengarkan penjelasan dokter, ilmuwan, dan peneliti yang telah menghabiskan waktu mereka selama berbulan-bulan di laboratorium untuk meneliti pengaruh rokok terhadap kesehatan. Mereka dengan tegas mengatakan bahwa rokok berbahaya, memperparah beberapa jenis penyakit yang telah ada, dan bisa menyebabkan munculnya penyakit lain. Anda akan segera mengetahui betapa jauhnya perbedaan antara gambaran yang didengung- dengungkan iklan dengan fakta ilmiah menurut ilmu pengetahuan.
Unsur-Unsur di Dalam Rokok
Setiap kali mengisap sebatang rokok, Anda berisiko terpapar 45 jenis bahan kimia beracun. Sebenarnya terdapat lebih dari 200 unsur. Beberapa senyawa penting namun berbahaya adalah lutidin, rubidin, formaldehide, asam karbolik, metalimin, akreolin, colidin, viridin, arsenik, asam formik, nikotin, hidrogen sulfida, pirel, furfurol, benzopiren, metil alkohol, asam hidrosianik, korodin, amonia, metana, karbon monoksida, dan piridin. Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau. Sebuah penelitian terhadap tikus menyebutkan bahwa hewan-hewan tersebut terkena kanker setelah mendapat perlakuan dengan tar tembakau.
Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian. Asam karbolik dan asam hidrosianik, keduanya merupakan racun yang berbahaya. Asam hidrosianik sangat populer digunakan para penulis cerita detektif. Racun tersebut mampu membunuh dalam hitungan menit. Di beberapa negara bagian Amerika Serikat, asam hidrosianik dalam bentuk gas dipakai untuk mengeksekusi penjahat.
Metil alkohol menimbulkan kebutaan. sedangkan Karbon monoksida mengikat oksigen di dalam darah, sehingga darah tidak bisa menyuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Formaldehid sering digunakan untuk membalsem mayat, sementara arsenik adalah sejenis racun yang dipakai untuk membunuh tikus. Undang-undang yang mengatur mengenai makanan dan minuman di Amerika Serikat mengizinkan 1,43 per sejuta arsenik di dalam makanan. Jumlah sekecil ini sudah merupakan batas toleransi maksimum bagi keselamatan manusia. Kandungan arsenik di dalam tembakau ternyata 50 kali lebih besar dari jumlah yang diizinkan secara legal.
Nikotin Setara dengan Narkotika
Nikotin dapat disamakan dengan narkotika, sebab keduanya menimbulkan kecanduan. Bedanya adalah tubuh pecandu narkotika secara perlahan mampu mengembangkan toleransi terhadap obat terlarang ini, secara bertahap pecandu akan meningkatkan kadar narkotika yang dipakainya untuk mendapatkan kondisi on. Perokok yang kecanduan nikotin tidak dapat beradaptasi dengan semakin meningkatnya konsumsi rokok. Pada saat umur Anda semakin tua, nikotin dalam jumlah kecil sudah dapat membahayakan Anda.
Sebatang rokok mempunyai kandungan nikotin sekitar 20,9 mg, bahkan di dalam rokok yang katanya "tidak mengandung nikotin" (denicotinized) pada mereknya, terdapat sekitar 10,4 mg nikotin. Apabila 50 mg nikotin disuntikkan langsung ke dalam aliran darah, dapat membunuh manusia secepat tembakan sebutir peluru. Lima puluh miligram nikotin setara dengan tiga batang rokok biasa atau lima batang rokok "tidak bernikotin." Untungnya tidak seluruh nikotin dapat diserap tubuh. Hanya sekitar 2 mg yang ikut masuk dari seluruh kandungan nikotin dari rokok yang Anda sulut.
Jumlah sekecil itu memang tidak bisa langsung membunuh seseorang, tapi sudah cukup merusak sistem pernafasan, sirkulasi darah, dan bagian-bagian tubuh yang lain. Mengisap rokok berarti mempercepat detak jantung sebesar 40% atau menambah 28 detakan per menit. Padahal jantung tidak dirancang untuk bekerja dengan kecepatan seperti itu. Penggemar rokok senang sekali beranekdot. Jika rokok memang benar-benar bisa membunuh, mengapa perokok yang sudah tua tetap hidup dan kondisi kesehatannya tidak bermasalah?
Aman dari Asap Rokok?
Orang yang tidak pernah merokok sering merasa mereka aman dari pengaruh buruk tembakau. Tetapi benarkah demikian? Tanpa disadari, mereka tetap terpapar oleh berbagai racun dari asap rokok. Orang- orang seperti ini, menurut dokter, mampu mengisap 2/3 dari asap yang ada di sekeliling mereka. Jumlah ini sama banyaknya dengan yang diisap oleh perokok aktif. Perokok pasif menyerap asap melalui selaput lendir yang melapisi mulut, tenggorokan, dan hidung. Ludah yang terdapat di dalam mulut membantu melarutkan nikotin dengan cepat. Nikotin yang berada di dalam ludah terus berjalan melewati batang tenggorokan dan akhirnya tertimbun di lambung. Kemampuan serap selaput lendir yang berada di mulut, tenggorokan, dan hidung, hampir sama kapasitasnya dengan selaput lendir yang melapisi paru-paru.
Tidak Ada Cara Merokok yang Aman
Perokok dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan banyaknya rokok yang mereka konsumsi. Kelompok pertama adalah perokok moderat, yaitu perokok yang menghabiskan kurang dari 11 batang per hari. Kelompok kedua disebut perokok berat, yakni perokok yang mengisap lebih dari 11 batang per hari. Jika Anda termasuk ke dalam kelompok moderat, bukan berarti Anda bebas dari segala hal buruk yang bakal mengganggu kesehatan Anda. Memang, merokok satu atau dua batang per hari tampaknya tidak berpengaruh terhadap hidup Anda, tetapi harap diingat tentang dampak kumulatifnya. Kandungan racun dari rokok asap Anda isap hari demi hari akan yang tertimbun di dalam tubuh, sedangkan tubuh sama sekali tidak dapat menghilangkan pengaruh nikotin dalam jumlah sekecil apa pun.
Gangguan yang terjadi pada sistem tubuh seorang perokok yang mengisap satu atau 40 batang per hari tetap sama. Perbedaannya hanya pada proses terjadinya kerusakan: cepat atau lambat. Jadi tindakan mengurangi jumlah rokok tidak bisa dibenarkan, yang sebaiknya dilakukan adalah berhenti sama sekali.
Refrensi:
Caldwell Ernest (2001). “How You Can Stop Smoking”. Pustaka Popule.