4 Desember 2023 8:47 am

BAHAYA ROKOK UNTUK PARU-PARU

BAHAYA ROKOK UNTUK PARU-PARU
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama bertahun-tahun disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara merokok dan kanker paru-paru. Kesimpulan ini dibuat setelah mereka mencatat peningkatan kasus kematian di Amerika Serikat akibat kanker paru-paru sebesar 400% dalam 20 tahun terakhir. Selain itu, angka penjualan rokok juga melonjak mencapai 400% dalam waktu yang sama. Angka- angka ini tidak serta merta membuktikan bahwa merokok dapat mengakibatkan kanker, namun temuan ini mengindikasikan satu petunjuk berharga untuk bahan penyelidikan lebih lanjut.

Faktor lain yang membuat mereka mencari penyebab kanker adalah sifat asap. Menurut Dr. Alton Ochsner, mantan Presiden American College of Surgeons, asap rokok menyebabkan iritasi pada selaput paru-paru. Iritasi yang terjadi secara kontinu dan dalam waktu yang lama mengakibatkan perubahan pertumbuhan sel normal menjadi liar, tak terkendali, dan menyimpang. Sel liar ini akan berkembang menjadi kanker. Catatan dari rumah sakit menguatkan pernyataan tersebut di mana terjadi peningkatan jumlah penderita kanker paru-paru yang kesemuanya adalah perokok berat.

Apa yang Perlu Diketahui tentang Kanker?
Jika rokok menyebabkan kanker, mengapa tidak semua perokok mengidapnya? Jawabannya sederhana. Hanya orang-orang tertentu yang peka terhadap kanker. Meskipun demikian, belum pernah dilakukan tes terhadap perokok yang mengaku dirinya tidak terkena kanker. Penyakit kanker tidak bisa ditentukan dengan cara mengira ngira saja. Apabila selama merokok tidak ada keluhan apa pun, bukan berarti Anda bebas dari bahaya kanker. Barangkali tepat jika rokok dipadankan dengan permainan rolet Rusia, yaitu suatu permainan yang pernah digemari oleh kaum bangsawan.

Permainan ini dilakukan dengan cara memasukkan sebutir peluru ke dalam sepucuk pistol. Kemudian tempat peluru itu diputar, lalu pistol dikokang, dan sang pemain meng- arahkan moncong pistol ke kepalanya sendiri. Jarinya siap menekan pelatuk. Ia tidak tahu di ruang mana peluru itu berada. Ketika pistol itu meletus, kadang- kadang ia beruntung, kadang-kadang tidak.

Kanker adalah semacam penyakit sel. Tubuh terdiri atas jutaan sel yang terbagi dalam kelompok kelompok yang menjalankan berbagai fungsi. Seperangkat sel membentuk jaringan otot, yang lain membentuk jaringan syaraf, paru-paru, atau lever. Ketika kanker menyerang sekelompok sel, maka sel-sel yang tadinya normal akan tumbuh tanpa dapat dikontrol oleh tubuh. Akibatnya, sel-sel ini akan berkembang menjadi tumor. Dari tumor, sel-sel kanker yang mematikan menyebar dengan cepat ke bagian tubuh yang lain.Perkembangan sel kanker dapat terjadi di bagian tubuh mana pun yang telah mengalami iritasi dalam waktu lama.

Perokok Berisiko Terserang Kanker 20 Kali Lebih Besar
Para dokter mulai mengadakan penelitian yang mendalam tentang kanker paru-paru. Dr. Ernest L. Wynder dan Dr. Evart Graham, terlebih dulu membuat klasifikasi pasien di seluruh rumah sakit di Amerika Serikat. Hasilnya yaitu 684 pasien kanker paru-paru, dan 780 pasien penyakit lain. Tujuan pengklasifikasian adalah untuk membandingkan perilaku pasien sebelum sakit. Apabila kebiasaan kedua kelompok itu sama (tidak merokok), maka penyakit kanker paru-paru yang diidap oleh kelompok pertama bukan karena rokok. Akan tetapi, jika kelompok pertama mempunyai kebiasaan merokok, maka liti menganggap rokok dapat dijadikan pemicu kanker paru-paru.
Ketika penelitian selesai, diperoleh hasil sebagai berikut: lebih dari 98% penderita kanker paru-paru adalah perokok. Di antara pasien kelompok penyakit lain (bukan kanker), lebih dari 80%-nya tidak merokok atau merokok tetapi hanya sedikit, sisanya merupakan perokok berat.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Graham dan Dr. Wynder ini baru sebagai langkah awal. Selanjutnya, mereka membandingkan hasil penelitian serupa dari ilmuwan lain. Dua orang spesialis kanker Inggris, Dr. Dell dan Dr. Hill, melaporkan kesimpulan yang mereka buat berdasarkan kebiasaan merokok dari 2.930 pasien, yaitu orang-orang yang berusia di atas 45 tahun yang merokok minimal 25 batang per hari, berisiko terkena kanker paru-paru 50 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.

Dr. Graham dan Dr. Wynder juga menerima laporan serupa dari Swiss, Jerman, Cekoslowakia, dan Denmark. Dari penelitian yang melibatkan 5.000 pasien kanker tersebut, mereka menyimpulkan bahwa perokok yang mengisap lebih dari satu bungkus per hari dalam jangka waktu tertentu, berisiko menderita kanker paru-paru 20 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Inilah kesimpulan yang diumumkan di New York Dental Convention. Para peneliti kanker bersepakat bahwa penelitian yang dilakukan oleh Wynder dan Graham merupakan penelitian kanker paru-paru yang paling lengkap dan akurat.

Arti kesimpulan ini bagi masa depan di dalam dunia kesehatan adalah ada kemungkinan populasi pria Amerika Serikat akan mengalami desimasi (satu dalam dari sepuluh akan mati) karena kanker paru-paru waktu 50 tahun mendatang, jika kebiasaan merokok tetap tinggi seperti pada masa lalu. Dan lebih mengerikan, sebelum kanker merenggut nyawa perokok, ada penyakit lain lebih dulu yang nuh perokok dengan lebih cepat, yaitu penyakit jantung.

Tar Menyebabkan Kanker
Berdasarkan indikasi dari data statistik, bahwa merokok merupakan faktor penyebab kanker, para ilmuwan mulai mencari penyebab kanker yang sesungguhnya. Selama ini, mereka hanya mengetahui perokok menyerap tar dan beragam racun lainnya dari asap rokok. Akan tetapi, mereka masih dibingungkan dengan zat manakah yang berperan sebagai pemicu kanker? Dr. A.C. Ivy dari University of Illinois yang telah bertahun-tahun menyelidiki rokok, menemukan bahwa orang yang merokok sebungkus per hari selama 10 tahun. menghirup sekitar 7 liter tar dalam jangka waktu tersebut.
Pernyataan tersebut dikaji ulang oleh Dr. Graham dan Dr. Wynder. Mereka mengecat punggung tikus dengan tar tembakau. Eksperimen ini sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, tetapi tidak menghasilkan kesimpulan yang menyakinkan. Menurut kedua dokter ini, penyebabnya adalah penelitian yang terdahulu tidak dikerjakan dalam waktu yang lama, sehingga sebelum hasilnya terlihat, penelitian sudah dihentikan.

Kali ini Dr. Graham dan Dr. Wynder akan menyempurnakan penelitian itu, yaitu dengan menggunakan larutan tar yang lebih pekat dan periode percobaan yang lebih panjang. Tar yang mereka gunakan diambil dari asap rokok yang dihasilkan oleh sebuah mesin yang mampu mengisap 60 batang rokok sekaligus. Tar yang sudah terkumpul dilarutkan oleh suatu pelarut, kemudian dioleskan pada punggung tikus yang telah dicukur terlebih dulu, tiga kali dalam sepekan. Jaringan kulit pada daerah tersebut mirip dengan jaringan paru-paru manusia. Dalam penelitian ini digunakan 81 ekor tikus. Selama dua bulan pertama, secara bertahap mereka menaikkan kadar larutan tar sebesar tiga kali dari kadar terdahulu. Pada pekan ke-42, seekor tikus memperlihatkan gejala awal penyakit kanker. Memasuki pekan ke-72, rata-rata setiap tikus telah terserang kanker Tujuh puluh dua pekan adalah separo masa hidup seekor tikus. Pada manusia, serangan kanker paru-paru juga baru terasa setelah mereka mengisap rokok selama separo usia hidup mereka, yaitu sekitar 30-35 tahun.

Penelitian Dr. Graham dan Dr. Wynder ini berlangsung selama dua tahun. Setelah data data dianalisis, mereka menyimpulkan bahwa 44% tikus terserang kanker paru-paru (pada penelitian terdahulu, tikus yang terkena kanker mencapai 77%). Memang tidak semua tikus yang diteliti mengidap kanker, karena di antara tikus-tikus itu sebagaimana manusiaada yang tidak peka terhadap kanker, namun angka 44% itu dinilai sangat tinggi dan mengejutkan kalangan kedokteran. Kesimpulan lain yang diperoleh adalah ada sesuatu di dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker. Zat itu adalah tar. Dari penelitian tersebut hilanglah ketidakpastian yang selama ini memenuhi benak para ahli. Dan berkat penelitian ini pula, perusahaan rokok tidak dapat lagi berkelit dengan fakta yang menyatakan bahwa merokok berbahaya terhadap kesehatan.

Refrensi:
Caldwell Ernest (2001). “How You Can Stop Smoking”. Pustaka Populer.
Rekomendasi artikel lainnya
Sosial Media
Konsultasi Gratis
+6282131152579
admin@fatikhajagadrejeki.com
Berita Newsletter
`Berlangganan
-
@2024 fatikhastore.id Inc.